Pengairan Sawah
Musim kemarau tidak lama lagi akan tiba. Tidak jarang, sumur atau air tanah menjadi kering. Apalagi jika kemarau panjang. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada petani yang dimana petani akan kerepotan dalam melakukan pengairan tanaman karena ketersediaan sumber air yang semakin terbatas.
Selain itu, hal ini juga akan berimbas pada harga komoditas pertanian yang cenderung akan naik saat kemarau berkepanjangan (kekeringan) karena petani tidak dapat berproduksi secara serempak seperti halnya ketika musim hujan.
Akan tetapi, musim kering selayaknya tidak menjadi halangan bagi petani untuk tetap berproduksi. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumarjo Gatot Irianto justru berkeyakinan bahwa musim kemarau bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi jika dikelola dengan baik.
”Musim kemarau bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin karena hama lebih sedikit, sinar matahari cukup baik untuk fotosintesis dan proses pengeringan. Jadi kualitas gabah lebih baik, biaya produksi juga bisa ditekan”.
Pengairan Sawah Menggunakan Bendungan/Waduk
Kementan juga memastikan bahwa lahan sawah masih tetap dapat dioptimalkan untuk menanam komoditas pangan, namun perlu diimbangi dengan upaya penyediaan air. ”Pada musim kemarau, produksi padi sawah dapat diantisipasi dengan memanfaatkan embung, bendungan dan waduk”.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia termasuk negara dengan sumber daya air yang besar, banyak sungai, dan curah hujan yang tinggi, akan tetapi infrastruktur pengairan sawah di Indonesia seperti waduk tergolong sedikit jika dibandingkan dengan negara lain.
Lalu, bagaimana petani dapat menyikapinya jika tidak bisa mengandalkan waduk saat musim kemarau tiba? Tidak perlu khawatir, berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh petani untuk mengantisipasi hal tersebut.
Pengairan Sawah Menggunakan Irigasi Tetes
Irigasi tetes dapat memaksimalkan penggunaan air karena pada metode irigasi ini, air dibiarkan menetes pelan-pelan ke akar tanaman. Metode irigasi tetes memiliki efisiensi paling tinggi dibandingkan dengan metode irigasi lainnya, yaitu sekitar 70-80% dibandingkan dengan irigasi terbuka yang memiliki tingkat efisiensi 40%.
Pengairan Sawah Menggunakan Pompa Air
Sistem irigasi tetes dapat diaplikasikan dengan adanya gaya gravitasi. Namun, jika air tersebut berasal dari sungai atau sumur, petani harus menampungnya pada tangki atau tandon yang biasanya diletakkan di tempat yang lebih tinggi. Dari ketinggian itulah air dialirkan ke tanaman. Untuk dapat menaikkan air ke tandon, tentunya petani membutuhkan pompa air.
Pompa air yang menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar berfungsi untuk memompa air dengan volume debit air yang besar. Berikut beberapa aplikasi mesin pompa air dengan penggerak Kubota :
No. | Nama Mesin | Spesifikasi | Motor Penggerak | |
1 | 100 SQPB | Debit Maks : 1.077 m3 /min Head Maks : 1750 rpm |
RD 85 DI-1S | |
2 | 150 SQPB | Debit Maks : 2.106 m3 /min Head Maks : 1450 rpm |
RD 110 DIH-2 | |
3 | 50 SQPB | Debit Maks : 321 L /min Head Maks : 2300 rpm |
RD 65 DIH-1S | |
4 | 80 SQPB | Debit Maks : 0.83 m3 /min Head Maks : 2100 rpm |
RD 65 DIH-1S | |
5 | Niagara GTO 4-1 | Debit Maks : 1642 L /min Head Maks : 18.10 m pada 2070 rpm |
Pengairan Sawah Menggunakan Mulsa
Penguapan dapat dikurangi dengan menggunakan mulsa organik ataupun terpal plastik. Selain mengurangi penguapan, penggunaan mulsa juga akan menghambat pertumbuhan gulma, sehingga hal tersebut dapat mengurangi beban petani dalam menyiangi gulma.
Pengairan Sawah dengan Pembuatan Biopori dan Sumur Suntik
Selain cara-cara di atas, Kementan juga turut mengaplikasikan sejumlah teknologi adaptasi untuk menanggulangi dampak kekeringan, di antaranya adalah penerapan biopori dan sumur suntik.
Pembuatan lubang bipori selain untuk mengantisipasi terjadinya banjir dengan membuat air hujan cepat meresap ke dalam tanah, juga membuat tanah tidak cepat kehilangan air pada saat musim kemarau. Sementara, pembuatan sumur suntik diharapkan dapat menjadi alternatif sumber pengairan pada saat memasuki musim kemarau, terutama pada sawah tadah hujan.
Info lebih lanjut klik https://niagakita.id/