Hai, Sahabat Niagakita!
Kerak Telor, siapa yang tidak tahu jajanan ini? Makanan khas Daerah Khusus Ibukota Jakarta ini begitu terkenal namanya. Jika Anda tengah merantau di Jakarta, atau pernah berlibur ke kota ini, tentu tidak akan sulit untuk menemukannya. Kerak Telor nyatanya sudah eksis ketika Belanda menjajah Indonesia. Asal mula terciptanya? Sungguh tidak ada yang mengira, ketika sekawanan orang Betawi asal Menteng, Jakarta Pusat mencoba-coba dengan tidak sengaja malahan tercipta makanan lezat yang ini.
Waktu itu, Batavia, nama lain sang Ibukota belumlah se-metropolitan seperti sekarang. Pohon kelapa masihlah sangat mudah untuk ditemui di seantero kota, membuat masyarakat asli Betawi memanfaatkan hasil dari buah kelapa tersebut. Berjalan ke tahun 1970-an, masyarakat Betawi memberanikan diri menjajakan makanan yang terbuat dari telor dan kelapa ini, dimulai dari kawasan Tugu Monas yang belum seluas sekarang, namun perlahan, makanan ini justru mendapatkan tempat tersendiri di hati pelancong yang menghampiri ibu kota. Bahkan, Kerak Telor sempat menjadi jajanan orang elit, pada masanya.
Kerak Telor, Jajanan Semua Elemen Masyarakat
Memang, Kerak Telor amat disukai berbagai tingkatan kelas masyarakat, dari kalangan bawah sampai atas, tidak sedikit yang ketagihan ketika merasakan gurihnya jajanan jalanan ini. Bahkan, Presiden Joko Widodo, pernah secara langsung membeli kerak telor disalah satu jalanan di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Memang, penjual Kerak Telor lebih mudah dan suka ditemui di pinggiran jalan, ada alasan menarik ketika ditanya kenapa enggan berjualan di sebuah toko atau outlet, “menjaga ciri khas makanan ini”, itulah jawabannya.
Kerak telor pun mudah ditemui diberbagai ajang atau event yang diadakah di DKI. Jakarta, seperti Pekan Raya Jakarta, Jakarta Fair dan event lainnya. Ya! Para pemimpin DKI. Jakarta rupanya ingin menjaga kelestarian jajanan ini agar tetap hidup dan dikenal, bahkan meski menghadapi gempuran jajajan kekinian.
Kembali melihat ke belakang, Kerak Telor mulai dipromosikan dan dihidupkan kelestariannya oleh gubernur DKI. Jakarta Ali Sadikin, lalu dilanjutkan oleh Fauzi Bowo, Joko Widodo, Basuki Thahaja Purnama dan tentunya Anies Baswedan. Di tengah kesibukan mereka mengurusi berbagai masalah yang menghadapi Ibukota, mereka masih menempatkan ruang untuk memperhatikan jajanan khas Betawi ini, salut!
Penasaran berapa harga Kerak Telor ini? Sebenarnya harganya tergantung dari variasi serta lokasi Anda membeli, karena ada Kerak Telor Ayam dan Kerak Telor Bebek. Bila Anda membeli di pinggiran jalan, Anda bisa mendapatkan jajanan ini seharga kira-kira Rp. 15.000, namun bila Anda membelinya di tempat wisata atau di event-event yang tentunya ramai pengunjung, siapkan saja kocek yang lebih untuk mendapatkannya.
Demikian artikel tentang Asal Mula Kerak Telor, Jajanan Khas Betawi. Untuk Sahabat Niagakita, jangan lupa untuk mengikuti kami di Facebook Niagakita dan mengunjungi website kami untuk mendapatkan artikel-artikel yang menarik setiap harinya. Kami juga menjual berbagai macam alat-alat pertanian seperti genset, traktor, diesel dan sparepart.
Salam, Niagakita!
Kunjungi Kami di :