WeCreativez WhatsApp Support
Silakan Pilih Tim Support Kami sesuai Kebutuhan Anda, Dengan Senang Hati Kami Melayani Anda.
Hi, how can I help?

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan. Salah satunya berfungsi dalam mengendalikan kanker karena mengandung lasparaginase dan capcaicin. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung kapsidiol, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari

Tanaman cabe hingga kini masih terus dibudidayakan oleh para petani karena peluang memperoleh keuntungan yang melimpah sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan harga cabe yang fluktuatif dikisaran harga yang cukup tinggi. Usaha tani tanaman cabe memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.

Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

  1. Penyakit Rebah Semai

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 1

Ini merupakan penyakit paling awal yang dihadapi oleh para petani cabe  karena penyakit ini menyerang tanaman ketika masih dalam media persemaian. Gejala rebah semai adalah bagian pangkal batang dekat akar akan busuk menyusut lalu patah. Penyebab rebah semai adalah infeksi jamur.

Cara mengatasi penyakit rebah semai pada cabe  adalah dengan menyemprotkan fungisida kontak berbahan aktif karbendazim dan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil atau dimetomorf.

Penting untuk melakukan upaya pencegahan yaitu dengan merendam biji benih cabe  terlebih dahulu pada larutan fungisida sistemik dimetomorf dengan konsentrasi 1 gram / liter guna mencegah infeksi jamur pada benih nantinya.

  1. Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Cabe

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 2

Penyakit layu fusarium biasanya baru terjadi setelah tanaman cabe  pindah tanam ke lahan yang sudah disediakan. Hal ini disebabkan oleh infeksi jamur patogen fusarium pada area perakaran yang menyebabkan tanaman cabe  akan tampak layu ketika hari agak siang lalu kembali segar ketika hari telah sore. Lama-kelamaaan tanaman cebe akan semakin kering dan menggugurkan daunya lalu mati. Sayangnya hingga saat ini belum ada fungisida baik kontak maupun sistemik yang benar-benar ampuh untuk mengatasi serangan layu fusarium jika itu sudah terjadi. Yang paling tepat adalah melakukan langkah pencegahan dengan cara mengaplikasikan trichoderma pada pupuk kandang dasar serta mengocorkan trichoderma beberapa hari setelah tanam. Trichoderma merupakan jamur baik yang bersimbiosis dengan akar tanaman dan membunuh jamur patogen dalam tanah seperti fusarium sp yang menyebabkan penyakit layu fusarium pada tanaman cabe .

  1. Layu Bakteri

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 3

Gejalanya sama dengan layu fusarium, hanya saja fasenya sangat cepat cara membedakan dengan layu dikarenakan jamur fusarium sebagai berikut cabut kemudian akarnya dipotong, Jika penyakit disebabkan bakteri maka pada potongan terlihat berlendir dan berbau. Celupkan akar ke air dan tunggu sampai beberapa menit, jika terlihat seperti asap di dalam air, maka dapat dipastikan serangan layu dikarenakan bakteri. Serangan layu bakteri sangat cepat, bahkan bisa kurang dari tiga hari. Tanaman terlihat layu baik siang dan malam hari. sehingga hanya dalam waktu 3 hari tanaman akan kering dan seluruh daun akan meranggas rontok sehingga tanaman mati kering (hampir gosong). Layu bakteri disebabkan oleh bakteri patogen dalam tanah yang menginfeksi area perakaran tanaman. Meski sangat mengerikan namun jika anda tanggap maka anda bisa mengatasi infeksi bakteri ini dengan bakterisida sistemik berbahan aktif streptomicyn. Bakterisida ini bekerja secara sistemik dan menghentikan infeksi bakteri pada area perakaran.

  1. Daun Keriting

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 4

Jika anda menanam cabe dimusim kemarau maka penyakit daun keriting akan mudah menyerang tanaman cabe anda. Penyebab penyakit keriting sebenarnya ada banyak seperti tanaman kekurangan nitrogen, serangan kutu daun dan infeksi virus gemini. Yang paling sering menyebabkan daun keriting adalah serangan hama kutu daun yang sudah membawa virus gemini.Tanaman cabe yang daunnya sudah keriting akan sulit untuk diobati namun kita bisa mencegahnya dengan mengendalikan vektornya yakni thrips, Tungau(mites), dan aphids(kutu daun). Untuk mengendalikan vektornya maka anda harus rutin menyemprotkan insektisida berbahan aktif abamektin ataupun dimetoat minimal seminggu sekali. Gunakan juga insektisida sistemik berbahan aktif imadikoplorid minimal 2 Minggu sekali. Diharapkan dengan mengendalikan vektornya maka penyakit daun keriting tidak meluas.

  1. Daun Bulai

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 5

Daun bulai pada tanaman cabe ialah munculnya bercak-bercak kuning pada daun cabe yang lama kelamaan meluas disertai dengan keriting daun atau daun berhenti tumbuh. Penyakit yang disebabkan virus ini tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Penyakit bulai pada tanaman cabe tentu merusakkan klorofil dan menghambat proses fotosintesis tanaman. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan, perkembangan dan produktifitas tanaman cabe . Penyebab penyakit bulai ialah virus gemini yang biasanya menginfeksi tanaman cabe mealui serangga vektor seperti aphids, thrips dan kutu kebul. Selain itu, benih cabe  yang berasal dari tanaman cabe  yang sudah terinfeksi virus gemini juga berpotensi membawa bibit virus tersebut

  1. Penyakit Patek (Antraknosa)

Cara Mengatasi Penyakit pada Tanaman Cabai 6

Penyakit patek (antraknosa) merupakan penyakit khas musim hujan bagi tanaman cabe. Dibandingkan cabe keriting, maka cabe  ini lebih rentan terkena antraknosa pada bagian buahnya. Gejala pathek adalah membusuknya bagian buah dengan lesi kehitaman dan melingkar.

Lesi ini lama-kelamaan akan menyebar dan membusukkan seluruh bagian buah. Penyebab dari antraknosa adalah infeksi jamur dan juga pada sebagian kecil kasus karena infeksi bakteri. Hal ini terjadi karena kelembaban area tanam yang tinggi di musim penghujan.

Memang sangat sulit untuk benr-benar menghilangkan penyakit antraknosa pada cabe jika anda menanamnya di musim penghujan (kecuali jika anda menanamnya dalam rumah kaca). Namun kita bisa meminimalisir dampak serangan antraknosa dengan melakukan beberaa tindakan.

Cara Mencegah Penyakit Antraknosa :

  • Menanam varietas cabe yang tahan akntraknosa
  • Mengatur tinggi bedengan serta jarak tanam
  • Mengurangi penggunaan pupuk nitrogen di musim penghujan
  • Menambahkan pupuk kalium dan kalsium di musim penghujan
  • Memberi perlakuan trichoderma pada lahan bedengan

Cara Mengatasi Penyakit Antraknosa :

  • Buang segera buah yang terkena antraknosa
  • Segera semprotkan fungisida kontak berbahan aktif propinep atau klorotalonil selama 3 hari berturut-turut menggunakan pelekat
  • Setelah itu semprotkan fungisida sistemik berbahan aktif dimetomorf atau difekonazole setiap 5-7 hari sekali
  • Setelah ada penurunan serangan, maka interval penyemprotan fungisida kontak menjadi 2-3 hari sekali dan fungisida sistemik menjadi 7 hari sekali. Pada saat yang bersamaan maka fungisida kontak dan sistemik boleh dicampur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *