Halo, Sahabat Niagakita!
Sebentar lagi, tepatnya pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 1 November akan ada libur panjang cuti bersama. Banyak pelaku wisata yang menyambut baik akan momen itu agar dapat menaikan “omset” wisata mereka, begitupun dengan Lava Tour Merapi, Kabupaten Sleman yang telah menyiapkan setidaknya 600 armada jip untuk menghantar wisatawan untuk berselancar di bekas letusan Gunung Merapi.
Momen liburan yang masih berada di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini memang sangat dinantikan oleh pelaku wisata. Bagaimana tidak, semenjak kedatangan virus asal Wuhan pada awal Maret lalu, sektor wisata di Indonesia cukup babak belur dihantamnya.
“Sebenarnya armada kami totalnya ada 850-an unit jip, namun yang bisa turun mungkin hanya 600-an unit saat libur cuti bersama nanti,” ujar Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur, Bambang Sugeng kepada Tempo, Jumat, 23 Oktober 2020.
Momen berlibur ke Gunung Merapi pada cuti bersama ini juga bisa dibilang sebagai ajang intropeksi diri, satu dekade silam, tepatnya pada 26 Oktober 2010 terjadi letusan yang amat dahsyat dari Gunung Merapi yang meluluh lantakkan daerah sekitar. Kini, kamu yang ingin berlibur kesana bisa melihat gambaran betapa dahsyatnya letusan pada saat itu dengan melihat beberapa wisata, seperti Museum Sisa Hartaku misalnya.
Museum Sisa Hartaku, Saksi Bisu Letusan Gunung Merapi
Museum Sisa Hartaku terletak di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Seperti namanya, museum ini berisi sisa-sisa harta benda warga sekitar yang terkena abu vulkanik pada letusan Gunung Merapi 2010 silam. Ada berbagai macam barang-barang, foto serta fosil hewan milik warga sekitar yang terdapat di museum ini.
Museum Sisa Hartaku sebenarnya merupakan bekas rumah milik seorang warga bernama Riyanto. Pasca letusan Gunung Merapi pada 2010 silam, ia tinggal di shelter. Ia ingin melihat kembali rumah lamanya yang terkena abu vulkanik, serta membereskannya dengan mengumpulkan barang-barang yang tersisa. Saat membersihkan rumahnya itu, ia baru memiliki ide untuk menjadikan rumahnya menjadi museum.
Riyanto berharap, dengan adanya museum ini, masyarakat yang berkunjung dapat merasakan apa yang terjadi pada 2010 silam. Ia menambahkan, barang-barang yang ada di museum ini sebagian besar adalah barang sisa miliknya pribadi.
“Delapan puluh persen barang-barang di sini memang koleksi saya sendiri sementara dua puluh persennya saya hunting dari luar. Kalau harus saya beli ya saya beli, tapi kebanyakan malah disumbangkan,” ungkap Riyanto dikutip dari akun YouTube Ilmu Komunikasi UMY.
Di Museum Sisa Hartaku ini, terdapat berbagai macam peninggalan seperti televisi, komputer bekas, kerangka sepeda motor bebek, serta bangkai sapi yang tinggal sisa tulang belulang yang ia atur seperti aslinya. Ada juga gamelan yang sudah rusak, botol-botol, kendi dan tempat memasak lainnya yang masih berdebu.
Demikian artikel tentang Mengenang Letusan Gunung Merapi di Museum Sisa Hartaku. Untuk Sahabat Niagakita, jangan lupa untuk mengikuti kami di facebook Niagakita dan mengunjungi website kami untuk mendapatkan artikel-artikel yang menarik setiap harinya.
Salam, Niagakita!
Kunjungi Kami di :