Halo, Sahabat Niagakita!
Tiwul atau ketiwul adalah makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ubi ketela pohon atau singkong. Pada jamannya dulu, tiwul digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi oleh masyarakat di berbagai daerah, seperti Blitar, Gunungkidul, Pacitan, Wonogiri hingga Wonosobo. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Heri Priyatmoko selaku pengajar Prodi Sejarah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang kami kutip dari laman Sonora.Id.
“Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak terbeli oleh masyarakat pada era penjajahan Jepang tahun 1960-an.” ucap Heri Priyatmoko.
Baca juga : Sejarah Nasi Uduk dan Cara Membuatnya..
Makanan yang terbuat dari singkong yang di jemur lalu di tumbuk sampai halus ini sempat identik sebagai makanan warga yang kurang mampu, terutama bagi mereka yang berada di wilayah tandus. Namun, kini meskipun jaman sudah modern dan perekonomian masyarat lebih baik daripada masa penjajahan, tiwul masih dikonsumsi oleh sebagian masyarakat. Contohnya di kecamatan Wadaslintang, kabupaten Wonosobo, di daerah asal penulis ini tiwul tetap dikonsumsi karena selain dapat menghemat pengeluaran untuk membeli beras, tiwul juga mengandung manfaat yang baik bagi kesehatan.
Di tempat kami, biasanya tiwul disantap dengan lauk ikan asin yang dibakar, sambal bawang mentah serta lalapan. Namun, biasanya cara makan tiwul ini berbeda-beda setiap daerah. Misalnya di daerah Kebumen, tiwul dikonsumsi dengan ditaburi parutan kelapa dan disantap sebagai makanan ringan, bukan sebagai makanan dasar seperti yang ada di Wonosobo.
Seperti yang telah dijelaskan di paragraf keempat, tiwul baik untuk kesehatan karena kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya. Kandungan karbohidrat ini cukup untuk menggantikan beras. Apalagi menurut Kusnandar, Kepala Prodi Agribisnis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret mengatakan bahwa memakan beragam jenis makanan baik untuk tubuh kita.
“Beras punya kandungan lain selain karbohidrat, seperti vitamin B1. Namun, makan beragam jenis pangan, bukan hanya satu macam makanan lebih baik bagi tubuh kita. Misalnya, tidak selalu makan nasi, tetapi bisa diganti dengan singkong atau jagung” ucap Kusnandar kepada Sonora.Id.
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa tiwul dapat digunakan sebagai makanan pengganti nasi yang selain harganya murah namun juga berkualitas. Namun, sayangnya persepsi sebagian masyarakat sudah cukup lekat untuk menganggap tiwul sebagai makanan masyarakat yang kurang mampu. Tapi, terlepas itu ada juga sebagian golongan masyarakat yang memang mengetahui manfaat makanan ini sehingga tidak malu-malu membeli dan mengkonsumsinya makanan yang kata orang “makanan orang kurang mampu “ itu.
Demikian artikel tentang 4 Fakta Menarik dari Pembangunan Jalan Daendels. Untuk Sahabat Niagakita, jangan lupa untuk mengikuti kami di Facebook Niagakita dan mengunjungi website kami untuk mendapatkan artikel-artikel yang menarik setiap harinya. Kami juga menjual berbagai macam alat-alat pertanian seperti genset, traktor, diesel dan sparepart.
Salam, Niagakita!
Kunjungi Kami di :
Website : Niagakita | Bukalapak : Niagakita | Tokopedia : Niagakita