KUBOTA MESIN PENGGERAK KAPAL 2020
Di Indonesia dari zaman ke zaman semakin meningkat dalam berbagai hal, seperti Transportasi Laut. Bicara tentang transportasi laut pasti pikiran kita akan terara menuju yang namanya kapal, di negara kita yang paling terkenal pada era 90an yakni Kapal FERI siapa yang tidak tau dengan kapal ini, kapal ini juga pernah menjadi pelopor terciptanya lagu PERAHU LAYAR yang sering menjadi lagu favorit baik kalangan bawah menengah sampai atas,
Bicara tentang kapal pasti kita terarah yangnamanya mesin kapal, pada zaman sekarang kapal di indonesia sudah menemu namanya era kemajuan di bidang tekhnologi dan mesin yang di gunakan untuk menggerakan kapal juga bermacam macam berikut informasi lebih lanjut :
PENGENALAN MESIN PENGGERAK KAPAL
mesin penggerak kapal merupakan suatu alat atau mesin yang digunakan sebagai motor penggerak kapal sehingga kapal dapat bergerak dari tempat yang satu ke tempat yang lain. dalam sejarah perkembangan mesin penggerak kapal terdapat beberapa tipe yang mendominasi hingga kurun waktu tertentu.
Macam-macam mesin penggerak kapal
-
Reciprocating Steam Engine
mendominasi dunia ship propulsion (sistem penggerak kapal) hingga sekitar tahun 1910-an. Keunggulannya adalah terletak pada pengaturan beban, khususnya untuk arah reversed (arah mundur) yang mana Reciprocating Steam Engine memberikan kemudahan serta lebih efisien pada range kecepatan rotasi tertentu agar match dengan kinerja screw propeller. Kelemahannya Reciprocating Steam Engine adalah pada instalasinya yang relatif berat, kebutuhan space yang besar, output power per cylinder-nya masih sangat terbatas. Selain itu, Steam tidak dapat bekerja secara efektif pada tekanan relatif rendah. Serta kebutuhan fuel consumption yang tinggi, sebagai gambaran bahwa untuk triple-expansion engine maka memerlukan superheated steam yang mengkonsumsi bahan bakar (oil) hingga ± 0.70 kg per kWh.
-
Marine (Steam) Turbines
mesin penggerak kapal yang pertama diinstal oleh Sir Charles Parsons ke kapal Turbinia pada tahun 1894, dengan kecepatan mencapai 34 knots.Kemudian turbines mengalami kemajuan pesat hingga pada tahun 1906, yang mana diaplikasikan sebagai tenaga penggerak untuk kapal perang HMS. Dreadnought dan kapal Atlantic Liner – Mauretania. Kebutuhan bahan bakar (fuel consumption) secara rata-rata untuk suatu Large Turbine adalah 0.30 kg per kWh.
Namun demikian, keunggulan segi ekonomis tersebut mengalami suatu tantangan dari sisi Non-reversible dan Rotational Speed, yang mana memerlukan pertimbangan teknis lebih lanjut. Untuk kepentingan reverse diperlukan adanya reversing turbines yang secara terpisah diinstal ke sistem.
Sementara itu untuk mengatasi rotational speed-nya yang relatif tinggi, maka diperlukan adanya mechanical geared untuk menurunkan putaran output turbines khususnya untuk alat gerak kapal berjenis screw propeller sehingga hal itu menyebabkan terjadinya power loss berkisar 2 hingga 4 persen.
Penurunan putaran turbines (rpm) ke propeller shaft (proses propeller), dapat juga diatasi dengan merancang electric driven, yaitu dengan meng-couple secara langsung antara turbine dengan generator yang mana keduanya sama-sama memiliki operasional yang lebih efisien bila dalam kondisi putaran tinggi. Kemudian, generator men-supply listrik ke electric motor yang dihubungkan dengan poros propeller. Hal ini memberikan kelonggaran pada masalah lay-out engine room yang mana pengaruh hubungan poros secara langsung dari turbine ke propulsor dapat dieleminasi. Turbo-electric Drive juga memberikan keuntungan terhadap pengurangan untuk reversed gear mechanism serta fleksibilitas dalam operasinya. Namun demikian, power loss akibat transmisi tenaga serta investment perlu dipertimbangkan.
-
MESIN DIESEL 14 PK KUBOTA