WeCreativez WhatsApp Support
Silakan Pilih Tim Support Kami sesuai Kebutuhan Anda, Dengan Senang Hati Kami Melayani Anda.
Hi, how can I help?

Sejarah dan Perjalanan Bakpia Pathuk

Sejarah dan Perjalanan Bakpia Pathuk

Hai, Sahabat Niagakita!

Bakpia, jika Anda pergi ke Yogyakarta pasti akan familiar dengan nama kue ini, di semua penjuru sudut kota Yogyakarta, Anda akan mendapati toko yang menjajakan makanan yang terbuat dari kue dan umumnya berisi kacang ijo ini. Tahukah Anda? Bakpia sebenarnya bukanlah makanan asli Yogyakarta, melainkan berasal dari daratan China. Di Tiongkok, bakpia bernama Tou Luk Pia yang berarti kue kacang hijau.

Bakpia kono dibawa para imigran Tionghoa yang datang dan menempati kota Yogyakarta pada awal abad ke-20, diperkirakan lebih spesifiknya adalah pada tahun 1930. Bagi mereka, bakpia bukanlah makanan komersial maupun makanan wajib dalam acara adat mereka seperti kue keranjang pada perayaan Hari Raya Imlek. Bakpia sendiri justru sebagai jajanan pelengkap dari kue keranjang dan juga snack keluarga.

Namun, karena adanya kesulitan pada sektor perekonomian bagi para imigran Tionghoa di Yogyakarta, diduga menjadi salah satu faktor yang akhirnya membuat bakpia sebagai makanan yang dikomersialisasikan. Hal ini dikuatkan lagi dengan sejarah bahwa pada sekitar tahun 1930-an terjadi depresi ekonomi Hindia-Belanda, yang tentunya menjadikan aktivitas perekonomian keturunan Tionghoa di Yogyakarta mengalami penurunan.

Sejarah dan Perjalanan Bakpia Pathuk
Bakpia Pathuk 55. (sumber : tokopedia)

Pada kurun waktu tersebut, seorang keturunan Tionghoa, Goei Gee Oee memproduksi bakpia untuk dikomersialisasikan, bakpia tersebut diberi nama Bakpia Pathuk 55. Tak lama kemudian, disusul oleh keluarga Liem Yu Yen dengan memproduksi Bakpia Pathuk 75 pada tahun 1948. Sampai tahun 1970, di Pathuk hanya ada dua keluarga ini yang memproduksi bakpia.

Sampai akhirnya, pada tahun 1972, Suwarsono alias Sonder, mantan karyawan Bakpia Pathuk 75 melatih keahliannya dalam membuat bakpia ke berbagai tempat di Pathuk, yang kemudian menyebabkan terjadinya lonjakan industri rumahan bakpia di Pathuk. Salah satunya adalah Suwarsono sendiri, yang membuka usaha Bakpia 543 Sonder lalu ada juga Bakpia Pathuk 25. Pada saat itu, kemasan bakpia pun mulai diberi inovasi dengan menempatkannya di karton dan diberi label produksi.

Kini, produsen bakpia tidak hanya berpusat di Pathuk, melainkan di berbagai sudut kota Yogyakarta. Kondisi ini tentu membuat produsen bakpia melakukan berbagai inovasi agar usahanya tetap dapat bersaing dengan produsen bakpian lainnya, salah satu inovasi yang kini kita rasakan adalah tersedianya berbagai macam rasa pada bakpia, mulai rasa kacang ijo (yaitu rasa original), coklat, nanas, kurma, keju, ubi, kumbu hitam, kumbu putih dan rasa lainnya.

Demikian artikel tentang Sejarah dan Perjalanan Bakpia Pathuk. Untuk Sahabat Niagakita, jangan lupa untuk mengikuti kami di Facebook Niagakita dan mengunjungi website kami untuk mendapatkan artikel-artikel yang menarik setiap harinya. Kami juga menjual berbagai macam alat-alat pertanian seperti genset, traktor, diesel dan sparepart.

Salam, Niagakita!

 

Sumber : Kumparan

Kunjungi Kami di :

Website     : Niagakita     |     Bukalapak   : Niagakita     |     Tokopedia   : Niagakita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *