WeCreativez WhatsApp Support
Silakan Pilih Tim Support Kami sesuai Kebutuhan Anda, Dengan Senang Hati Kami Melayani Anda.
Hi, how can I help?

JENIS JENIS OLI

JENIS JENIS OLI 1

Memilih oli mesin tidaklah mudah, dikarenakan saat ini berbagai merek oli mesin di pasaran sangatlah beragam. Ditambah lagi saat ini masih banyak pengguna mesin yang belum mengetahui cara memilih oli mesin terbaik bagi kendaraan kesayangannya. Walau pilihan merek oli mesin saat ini sangat beragam, sebaiknya Anda tidak sembarangan dalam memilih. Karena jika sembarangan, bisa berakibat kerusakan pada mesin Anda.

Berikut ini adalah jenis-jenis oli yang dapat Anda ketahui:

1. Oli Mesin

JENIS JENIS OLI 2

Oli mesin terbagi dalam tiga jenis oli, ialah oli mineral, semi sintetik dan full sintetik. Oli mineral adalah oli berbahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat-zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.

Untuk oli sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral. Sedangkan, oli full sintetik terbuat dari bahan murni oli sintetik yang dikembangkan untuk pemakaian lebih tahan lama pada mesin mobil.

Pada oli mesin ukuran kental penggunaan telah di tetapkan oleh SAE (Society Automotive Engineers) terhadap iklim di Indonesia yang terletak di wilayah tropis menggunakan 15W-30 sampai 20W/50 Bagi mutu atau kualitas disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute), ditandai dengan huruf kapital. Untuk tipe mobil bensin umumnya menggunakan huruf S (service/spark) dan pada bensin menggunakan huruf C (comercial).

Mengganti oli mesin umumnya diukur melalui jarak tempuh per kilometer mobil. Oli mineral bisa digunakan maksimal sampai dengan 7000 km dan oli sintetik bisa di gunakan sampai dengan 10.000 km, namun sebaiknya mengganti oli yang telah ditetapkan oleh pihak pabrikan atau ATPM ialah umumnya 5000 km, untuk membuat kondisi mesin tetap prima.

2. Oli Transmisi

JENIS JENIS OLI 3

Telah dikenal ada dua jenis oli transmisi ialah untuk transmisi manual dan matik, penggunaan oli-pun tentu tidak sama. Oli transmisi manual mampu digunakan sampai 10.000 km, itu berarti oli bisa digunakan sampai sejauh 10.000 km dalam keadaan jalan, tidak termasuk dalam kondisi macet atau tiap enam bulan sekali.

3. Oli Gardan

JENIS JENIS OLI 4

Umumnya penggantian oli gardan dilakukan bersamaan dengan oli transmisi,  Gantilah oli gardan secara teratur setiap 20.000 km, dan gunakan nilai kekentalan pelumas tepat yang dianjurkan produsen kendaraan.

4. Oli / Minyak Rem

JENIS JENIS OLI 5

Sama seperti oli mesin, minyak rem ini juga memiliki grade-nya seperti halnya SAE dan API, yang dinyatakan dalam satuan DOT(Department Of Transportation). DOT merupakan nilai titik didih dari minyak rem dalam meredam panas akibat pengereman, semakin rendah angka DOT kemampuan meredam panasnya juga kecil. Umumnya minyak rem DOT 3 yang umum digunakan untuk kendaraan harian, sementara DOT yang tinggi seperti DOT 5 dipergunakan untuk kendaraan lomba.

Dipasaran terdapat DOT 3, DOT 4, dan DOT 5. Makin tinggi angka DOT-nya, makin rentan terhadap masa pakai. Kalau grade-nya DOT 3, tidak terdapat masalah pada masa untuk sistem rem, minyak rem itu harus diganti minimal setelah kendaraan digunakan setahun. Kalau DOT-nya lebih tinggi, DOT 5 umpamanya, jadi waktu penggantiannya dapat lebih cepat.

5. Oli / Minyak Power Steering

JENIS JENIS OLI 6

Pada perangkat power steering tidak lepas dari penggunaan oli. Oli pada powersteering digunakan sebagai pompa hidraulik sehingga meringankan pengguna kendaraan mobil untuk menggerakan pengendali stir mobil.

Oli pada power steering diganti kurang lebih sama dengan penggantian minyak rem. Biasanya dilakukan penggantian ulang/menguras setiap 25.000 km atau sekitar dua tahun dari pemakaian awal mesin.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal. Hal hal yang perlu diperhatikan :

a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin

Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu tertentu.

b. Bahan bakar yang digunakan

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada:

– Data teknis dari mesin

– Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi

– Pengalaman dari para teknisi

c. Perkembangan teknis pelumas

Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan (additif). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :

  1. Bahan dasar (based oil).
  2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas.
  3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.

Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *